[Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga

[Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga - Hallo ѕаhаbаt Mari Membaca Novel, Pаdа Artikel уаng аndа bаса kali іnі dеngаn judul [Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga, kаmі tеlаh mempersiapkan аrtіkеl іnі dеngаn bаіk untuk anda bаса dan аmbіl іnfоrmаѕі dіdаlаmnуа. mudаh-mudаhаn isi роѕtіngаn Artikel Catatan Bebas, Artikel Story of My Life, уаng kаmі bagikan іnі dapat аndа pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : [Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga
link : [Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga

Baca juga


[Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga


Waduh, kok jadi ngomongin orang-orang toxic yah? Oke, selama ini aku selalu ngajakin kalian berfantasi dalam cerita-cerita yang aku tulis. By the way, menurut aku menulis fiksi adalah pelarian karena dalam kenyataannya nggak semua yang kita inginkan bisa terkabul. Dan fiksi bagiku adalah di mana semua imajinasi menjadi satu gambaran yang nyata yaitu berupa tulisan. Aku senang membaca daripada main sosmed.

Sekarang, aku akan mengajak kalian ke sebuah realitas --hidup yang aku jalani sebagai seorang perempuan yang rapuh (jiah), overthinking dan insecure di dunia yang makin dipenuhi virus covid19 dan orang-orang Toxic ini ^_^. Semoga bisa membantu kalian yang mengalami masalah serupa ya. Aku juga sepenuhnya belum bangkit dan sekarang masih terus mencoba untuk tetap positif thinking tentang masa depan.

FYI, kenapa aku menamai blog ini sebagai 'blog yang tidak seorang pun membacanya' adalah karena blog ini tidak pernah dibaca oleh orang-orang yang kenal aku di dunia nyata. Why? Aku hanya merasa nggak ingin tulisanku dibaca mereka. Ada alasan kuat kenapa aku nggak pernah kasih mereka link ketika diminta. Ada satu pengalaman di masa kecil ketika aku mulai menulis, isinya curhatan gitu, tulisanku dibaca sama kakak-kakakku dan aku diketawain sampai berhari-hari setelahnya. Sejak itu aku malu banget dan selalu menyembunyikan semua yang aku tulis. Pernah sih karena takut dibaca sama kakakku yang reseh (manusia toxic paling parah dalam hidupku), aku bakar semuanya (dulu belum punya laptop, jadi nulisnya di buku).

Orang-orang toxic itu biasanya :
  • banyak bacot, ngurusin dan ngomentarin orang kayak pendapatnya udah yang paling bener dengan dalih ngasih masukan atau saran. Sebenarnya mah kalau nggak bacot, hidupnya kurang bahagia.
  • sering nggak sadar diri, nggak ngaca, lupa kalau dia itu nggak 100% suci. Biasanya suka ngebandingin hidupnya sama orang lain di mana dia merasa paling the best dalam segala hal.
  • pura-pura peduli sama orang lain padahal sih niat cuma mau ngomentarin dan ngurusin tanpa solusi. Padahal kalau bisa sih orang-orang di sekitarnya, hidupnya nggak lebih baik dari dia, supaya dia bisa merasa superior dan bisa ngebanggain dirinya sendiri.
  • Kalau dilawan, omongannya sadis, kadang nggak segan mengumbar aib orang lain yang dia tahu supaya orang terpukul dan dengan begitu dia merasa superior kalau ada yang tumbang sama omongannya. 
  • Sering merasa bangga dia bisa tahu dan mengumbar aib orang lain. Merasa pinter dan paling pengalaman bahkan dalam permasalahan orang lain dan pamer kemampuan memahami orang lain yang cerita ke dia, padahal mah dia cuma kepo doang.
  • Gangguin orang santai aja, dibales orang ngamuk. Seolah-olah orang harus terima aja sama perbuatannya. Nggak bisa begitu, bambank!. 
  • Suka menghina, pastinya.
  • Nggak pandang itu orang yang harus dia hormatin atau enggak, kalau si toxic tersinggung siap-siap aja kena mulut binatangnya.
  • iri hati kalau orang punya sesuatu yang bagus dari dia dan kemudian dia pasti cari kekurangannya.
  • suka bohong dan drama, kadang-kadang suka lebay. Najis!
  • mengintimidasi alias tukang bully parah
Namanya juga manusia racun. Emang nggak ada bagus-bagusnya berada di sekitar manusia kayak gini. Makanya satu-satunya cara untuk bisa lepas dari manusia toxic adalah TINGGALIN! 

Terus?


Sebisa mungkin menjauhlah dari orang toxic, meski pun ada sebagian orang yang memang nggak bisa ke mana-mana dan harus terjebak sama manusia laknat kayak gini. Menghadapi orang toxic gampang-gampang susah. Dari yang aku alami sih bisa aja kayak gini:
  • Jangan kasih mereka 'makan' alias cerita soal masalah kalian karena itu bisa dipelintir sama mereka buat nyerang kalian satu saat kalau gilanya kambuh. Jadi kalau mau curhat lihat-lihat dulu orangnya, racun atau enggak.
  • Kalau dia lagi drama, jangan ikut-ikutan dalam dramanya juga. Rugi. 
  • Iya-iyain aja omongannya, biar dia nggak ada lawan. Pura-pura lebih bodoh aja biar tuh sifat pamernya nggak kambuh dan bikin kalian jadih sakit hati kalau ujung-ujungnya dia merendahkan kalian pas diladenin (orang toxic kan gitu, paling the best dalam segala hal)
  • Pura-pura bahagia aja di depan manusia laknat itu. Biar dia nggak ada celah atau bahan buat menghina kalian. Kalau kita kelihatan bahagia, dia pasti stress. Soalnya dalam kamus orang toxic, orang lain harus susah, supaya dia kelihatan bahagia.
  • Yang terakhir, bodo amat dan cuek. Tanggapin yang penting-penting aja. Kalau nggak penting nggak usah dibahas sama orang toxic. Percaya deh kalau kalian ember ke manusia itu, kalian bakal denger hal-hal yang nggak penting.
Tapi, kalian harus punya tujuan yang jelas, mau selamanya terjebak sama manusia toxic atau bebas? Memang sih butuh keberanian besar apalagi itu orang yang paling dekat sama kita (bisa ortu, sodara atau pasangan). Kadang rasanya takut aja, gimana kalau nanti di luar sana gagal, pasti balik lagi, urusan lagi sama si toxic yang pastinya bakal ketawa-ketawa kayak setan ngelihat kalian pulang dalam keadaan gagal.

Nah, justru itu, memang iman harus dikuat-kuatin berurusan sama tipe manusia paling berbahaya ini. Karena kalau dibiarin, orang-orang toxic berpotensi menghancurkan masa depan kalian. Atau malahan kalian jadi ikutan toxic dan laknat kayak dia. Aku pernah mengalami itu kok, makanya aku tuh sama suami berantem melulu karena ternyata akulah yang toxic di dalam rumah tangga.

Orang toxic juga berpotensi meninggalkan trauma mendalam, jadi kalian mesti hati-hati. Dalam kasusku, itu bikin aku jadi orang yang overthinking dan insecure. Mengatasi sifat kayak gitu susah lho. Dan orang lain pun juga susah 'masuk' atau ngomong ke kita karena belum apa-apa aja kita udah takut dan kepikiran habis-habisan duluan, cuma karena takut dihina atau dihakimi.

Makanya aku saranin buat yang udah dewasa, kalau di dekat kalian ada manusia yang modelnya begini, usahain buat hidup mandiri --kejar kesuksesan biar si toxic kelonjotan, itu cara satu-satunya ngebales manusia kayak gitu karena kalau dia dikonfrontasi langsung juga bikin kita tumbang. Manusia toxic selalu punya kata-kata nyakitin buat memukul mundur lawannya. Makanya balaslah dia dengan kesuksesan biar dia jadi sering ngaca.

Oke, sekian dulu tips nggak penting dalam menghadapi manusia toxic dari aku. Semoga bermanfaat. 
Maafkan kalau isinya sedikit mengumpat. Tapi, I'm only human.



Dеmіkіаnlаh Artikel [Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga

Sеkіаnlаh artikel [Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga kаlі іnі, mudаh-mudаhаn bіѕа mеmbеrі mаnfааt untuk anda ѕеmuа. bаіklаh, ѕаmраі jumра dі postingan artikel lаіnnуа.

Andа ѕеkаrаng mеmbаса artikel [Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga dеngаn lіnk https://ebookzea.blogspot.com/2020/07/story-of-my-life-menghadapi-orang-orang.html

0 Response to "[Story of My Life] Menghadapi Orang-orang Toxic yang Bikin Kamu Merasa Hidupmu Nggak Berharga"

Post a Comment