Judul : [Baca Novel Dewasa] A Man with Roses Ch. 4 (Hal. 7)
link : [Baca Novel Dewasa] A Man with Roses Ch. 4 (Hal. 7)
[Baca Novel Dewasa] A Man with Roses Ch. 4 (Hal. 7)
Teasing Day
Hari kedua...
"Gimana? Bawaan lo udah lengkap semua?" tanya Sasha padanya sebelum kegiatan MOS hari kedua dimulai. Mereka sudah di dalam barisan menunggu giliran mengumpulkan hasil tebakan teka-teki yang kemarin.
"Gue belum ketemu sama bantal guling rasa darah. Gimana dong?" rengek Uki padanya dengan muka masam.
Sasha geleng-geleng kepala sambil senyum. Terus mengeluarkan sesuatu dari tas karung goninya. Sebungkus roti panjang dan di labelnya tertera rasa strawberry. "Itu maksudnya" jelas Sasha, "Roti panjang dengan isi selai stroberi"
Uki malah cengangar-cengingir. Masa teka-teki mudah itu aja dia nggak bisa?
"Makasih ya, Sas", ucap Uki menghembuskan nafas lega. Lalu setelah lima menit menunggu antrian memberikan hasil bawaan, gilirannya tiba.
"Oke, Rukia, kamu bawa semuanya?" tanya senior cewek yang nggak lain adalah Cassandra –yang menyandung kakinya kemarin.
Dengan senang hati Uki mengangguk –dikiranya jika dia sudah melengkapi semuanya ia bisa lebih tenang dan pastinya nggak akan se-apes kemarin. Tempe, apel, satu bungkus nasi goreng ayam, roti selai stroberi dan… pembalut (ugh!). Karena lengkap, ia yakin cewek itu nggak mencari-cari alasan untuk mengganggunya lagi.
"Oh ya, gue mau nanya, lo punya hubungan apa sih sama Erris?" tanya cewek it tiba-tiba.
"Erris?" Uki sempat bingung, siapa tuh?
"Ya Erris, Ketua OSIS, siapa lagi sih, begok!" tandasnya.
Oh iya, si Ketua OSIS itu namanya Errisman Kurniawan –panggilannya Erris. Uki langsung menggeleng, hubungan apa sih maksudnya?
"Lo jangan belagak bodoh terus deh!" celetuk dia lagi. "Kemarin gue lihat apa yang lo lakuin ke mobilnya Rory"
Hah? Rory? Siapa lagi sih itu? nggak kenal! Tapi, kalau berhubungan sama mobil yang kemarin dia kempesin bannya, baru masuk akal! Tiba-tiba Uki jadi khawatir, cewek ini memergokinya?
"Erris bersikap seolah-olah ngelindungin lo! Kenapa sih dia ngebiarin lo pergi gitu aja setelah lo kempesin ban mobil temennya?" tegas cewek itu jadi capek sendiri, karena dari semua pertanyaan yang dia berikan, Uki hanya planga-plongo.
What?! Uki syok. Temannya Erris?!
"Lo nggak usah pasang tampang inosen gitu sama gue! Lo itu, kecil-kecil licik juga rupanya" sindir Cassandra semakin menjadi-jadi. Lalu menyeringai. "Gue berani taruhan lo nggak tahu siapa Rory 'kan? Dan seberapa dekat dia sama Erris?"
Untuk apa dia tahu?, pikir Uki yang cuma diam mendengarkan cewek itu ngoceh seakan dia paling tahu di sekolah ini. Uki pun memang nggak mau tahu, siapa Rory ataupun orang-orang lain yang berhubungan dengannya. Yang ia tahu, mobil itu sudah menyerempet sampai ia kecipratan lumpur dan setelah itu ia harus menanggung hinaan yang parah dari senior-senior itu. Nggak peduli siapa yang punya, mobil itu harus dapat balasannya!
"Sekarang, Rory lagi nyariin siapa orang yang ngempesin mobilnya dan bikin gores-gores catnya" cewek itu mulai terlihat mengancam. "Lo pikir Erris bakal diam aja setelah lo bikin dia malu gara-gara saat pidato bajunya ikutan jorok kayak lo, boncel?"
***
"Kusut banget tampang lo, Ror," tegur Damar sambil menepuk pundak Rory.
Rory yang sedang ngelamun dengan tampang jutek tampak sewot dihampiri. "Gimana gue nggak kesel?" dia ngedumel sambil mencak-mencak.
Erris di depan Rory, hanya melirik sebentar sebelum melanjutkan makannya.
"Masih soal mobil?" tanya Damar sambil ikut duduk, memperhatikan Erris yang acuh lalu Rory yang memperbaiki posisi duduknya.
"Selama gue sekolah di sini, nggak ada yang berani ngerusak mobil gue, tau nggak? Gimana gue nggak emosi?" Rory makin ngedumel. "Kalau gue tahu orangnya, udah pasti gue hajar tuh!"
Damar malah tertawa. "Ah, elo, Ror!" dia menepuk pundak Rory lagi."Santai aja, Bro. yang penting tuh mobil udah diperbaikin kan?"
Rory mengangguk, tapi masih kelihatan kesal di wajahnya. Dari tadi duduk di sana, ia kehilangan selera sama nasi goreng –padahal itu makanan favoritnya. Tapi, gara-gara ingat kejadian kemarin, rasanya dia mau menggeledah seisi sekolah hanya untuk mencari siapa pelakunya.
Sementara Erris, masih pura-pura nggak tahu. Ia makan dengan santai sampai tiba-tiba mereka dihampiri oleh seseorang.
"Mobilnya udah dibawa ke bengkel, Ror?" tanya seseorang yang malah bikin Rory tambah gusar –Cassandra, dan temannya Melia yang selalu berdiri di belakangnya.
"Apa urusannya sama lo?" tandas Rory, seketika memalingkan mukanya karena cewek itu malah bikin dia tambah badmood.
Cassandra malah tertawa –dasar muka tembok. "Lo jangan ikutan kesel sama gue dong. Gue… ke sini mau ngasih tahu sesuatu yang penting sama lo," kata dia, melirik Erris sejenak, dengan seringai ala penyihir licik, lalu menatap Rory penuh percaya diri.
Erris sudah mulai punya firasat yang nggak enak soal ini.
"Kemarin gue lihat kok, siapa yang ngempesin ban mobil lo dan ngerusak catnya" kata dia, dan sontak Rory berdiri dari kursinya.
"Siapa?!" tanya dia cepat dan sudah nggak sabar sama senyuman bibir tipis Cassandra yang mulai mengendalikan situasi.
Cassandra kembali melirik Erris yang menatapnya tanpa ekspresi. "Dia orang yang sama yang bikin bajunya Erris kotor," jawabnya dan Rory makin penasaran.
Ekspresi Erris nggak berubah saat Rory menatapnya, sebelum ia beralih ke Cassandra lagi.
"Dia anak baru kok," jawab Cassandra. "Dan lo pasti nggak nyangka dia berani"
"Lo jangan banyak teka-teki deh! Cepat lo kasih tahu gue siapa orangnya!" teriak Rory sebal pada Cassandra.
Cewek licik itu masih senyam-senyum seolah sekarang dia bisa mengendalikan Rory. "Gue bisa bikin dia datang ke sini nemuin lo dan minta maaf. Tapi lo harus bantu gue dan gue bakal bantuin lo buat ngebalas dia. Gimana?"
"Maksud lo apa?"
Erris segera berdiri dari kursinya. "Cas!" tegurnya. "Ini MOS, bukan ajang buat balas dendam urusan pribadi lo!"
"Iya gue tahu!" balas Cassandra.
"Udah deh, Ris! Lo diam aja!" kata Rory, masih berteriak.
"Lo nggak usah teriak ke gue!" balas Erris, tiba-tiba kesal. "Gue bertanggung jawab sama kegiatan ini. Gue udah bilang peraturannya 'kan?"
"Tapi, ini sama sekali nggak ada hubungannya sama MOS!" Rory berteriak lebih keras. "Ini urusan gue sama anak itu! Lo ngerti nggak sih?!"
Sejenak, Erris masih menatap Cassandra kesal, sebelum dia menghela nafas. "Tapi, dia cuma anak baru!"
"Tunggu, tunggu!" Cassandra menengahi, sebelum Rory dan Erris ribut. ia pun menatap Erris heran. "Kenapa sih lo belain banget? Padahal lo juga mergokin tuh anak kan?"
"Apa?" Rory kaget. Ia memandang Erris dengan membelalak. "Lo tahu siapa pelakunya, Ris?"
Erris mulai bingung. Ternyata Cassandra memang lebih berbahaya dari pada yang ia tahu –cewek PMS (Perempuan Mode Singa). Kayaknya demi tujuannya mengambil perhatian Rory, dia mau saja mengadu domba, benar-benar licik. Erris mundur –sungguh, berantem sama Rory gara-gara orang lain belum pernah terjadi selama mereka bersahabat, apalagi itu demi gadis sembrono yang juga bikin dia sial. Entah, sebenarnya ini juga bukan urusannya, tapi Rory sudah terlanjur tahu.
"Terserah kalian aja," kata Erris akhirnya pergi meninggalkan mereka, sebelum ia merasa makin bersalah dan terpojok. Harusnya ia menjelaskan alasan cewek itu merusak mobilnya, tapi ia tahu Rory. Apapun alasannya ia nggak akan terima kalau benar-benar sudah merasa terganggu.
***
Dеmіkіаnlаh Artikel [Baca Novel Dewasa] A Man with Roses Ch. 4 (Hal. 7)
Andа ѕеkаrаng mеmbаса artikel [Baca Novel Dewasa] A Man with Roses Ch. 4 (Hal. 7) dеngаn lіnk https://ebookzea.blogspot.com/2020/07/baca-novel-dewasa-man-with-roses-ch-4_67.html
0 Response to "[Baca Novel Dewasa] A Man with Roses Ch. 4 (Hal. 7)"
Post a Comment